Bismillahirrohmanirrohim …
Mahfudzat ini adalah kata mutiara berbahasa Arab yang diajarkan di Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Belum ada sumber tertulis dari mana asalnya, tetapi menurut beberapa senior di Pondok Modern Gontor, kata mutiara Arab ini didapatkan terutama dari Bapak Hasjimi, seorang dari Timur Tengah yang mengajar di Sekolah Arabiyah di Solo. Kata mutiara berbahasa Arab ini diajarkan kepada para santri mulai dari awal mereka masuk (kelas I, setara dengan kelas I SMP) hingga kelas VI (setara dengan kelas III SMA).
1. Man sara ‘ala ad-darbi washala
(Siapa berjalan pada jalannya, dia akan sampai)
(Siapa berjalan pada jalannya, dia akan sampai)
2. Man jadda wajada
(Siapa bersungguh-sungguh , dia akan berhasil)
(Siapa bersungguh-sungguh , dia akan berhasil)
3. Man shobaro zhofira
(Siapa bersabar, dia akan beruntung)
(Siapa bersabar, dia akan beruntung)
4. Man qalla shidquhu qalla shodiquhu
(Siapa yang sedikit kejujurannya, sedikit pula temannya)
(Siapa yang sedikit kejujurannya, sedikit pula temannya)
5. Jalis ahla ash-shidqi wa al-wafa’i
(Pergaulilah orang jujur dan menepati janji)
(Pergaulilah orang jujur dan menepati janji)
6. Mawaddatu ash-shodiqi tadzharu waqta adh-dhiqi
(Kecintaan seorang teman itu akan terlihat pada saat kesulitan)
(Kecintaan seorang teman itu akan terlihat pada saat kesulitan)
7. Wama al-lladzdzatu illa ba’da at-ta’abi
(Tidak ada kenikmatan kecuali setelah bersusah payah)
(Tidak ada kenikmatan kecuali setelah bersusah payah)
8. Ash-shobru yu’inu ‘ala kulli ‘amalin
(Kesabaran itu membantu segala pekerjaan)
(Kesabaran itu membantu segala pekerjaan)
9. Jarrib walahidz takun ‘arifan
(Coba dan perhatikan, niscaya engkau akan paham)
(Coba dan perhatikan, niscaya engkau akan paham)
10. Uthlubu al-’ilma min al-mahdi ila al-llahdi
(Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur)
(Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur)
11. Baidhatu al-yaumi khairun min dajajati al-ghodd
(Telur hari ini lebih baik dari ayam hari esok)
(Telur hari ini lebih baik dari ayam hari esok)
12. Al-waqtu atsmanu mina adz-dzahabi
(Waktu itu lebih berharga daripada emas)
(Waktu itu lebih berharga daripada emas)
13. Al-’aqlu as-salimu fi al-jismi as-salimi
(Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat)
(Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat)
14. Khoiru jalisin fi az-zamani kitabun
(Sebaik-baik teman duduk di setiap waktu adalah buku)
(Sebaik-baik teman duduk di setiap waktu adalah buku)
15. Man yazra’ yahshud
(Siapa yang menanam, dia akan memetik/memanen)
(Siapa yang menanam, dia akan memetik/memanen)
16. Khoiru al-ashabi man yadulluka ‘ala al-khoiri
(Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan)
(Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan)
17. Laula al-’ilma lakana an-nasu ka al-baha’imi
(Seandainya tiada berilmu, manusia itu seperti binatang)
(Seandainya tiada berilmu, manusia itu seperti binatang)
18. Al-’ilmu fi as-shighori ka an-naqsyi ‘ala al-hajari
(Ilmu pengetahuan di waktu kecil itu bagaikan ukiran di atas batu)
(Ilmu pengetahuan di waktu kecil itu bagaikan ukiran di atas batu)
19. Lan tarji’a al-ayyamu al-lati madhot
(Tidak akan kembali hari-hari yang lalu)
(Tidak akan kembali hari-hari yang lalu)
20. Ta’allaman shoghiran wa’mal bihi kabiron
(Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar)
(Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar)
21. Al-’ilmu bila ‘amalin ka asy-syajari bila tsamarin
(Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah)
(Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah)
22. Al-ittihadu asasu an-najahi
(Persatuan adalah pangkal keberhasilan)
(Persatuan adalah pangkal keberhasilan)
23. La tahtaqir miskinan wa kun lahu mu’inan
(Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah penolong baginya)
(Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah penolong baginya)
24. Asy-syarofu bi al-adabi la bi an-nasabi
(Kemuliaan itu dengan adab kesopanan , bukan dengan keturunan)
(Kemuliaan itu dengan adab kesopanan , bukan dengan keturunan)
25. Salamatu al-insani fu’ hifdzi al-lisani
(Keselamatan manusia itu dalam menjaga lisannya)
(Keselamatan manusia itu dalam menjaga lisannya)
26. Adabu al-mar’i khorun min dzahabihi
(Adab seseorang itu lebih berharga daripada emasnya)
(Adab seseorang itu lebih berharga daripada emasnya)
27. Su’u al-khuluqi yu’di
(Kerusakan budi pekerti/akhlak itu menular)
(Kerusakan budi pekerti/akhlak itu menular)
28. Afatu al-’ilmi an-nisyan
(Bencana ilmu itu adalah lupa)
(Bencana ilmu itu adalah lupa)
29. Idza shodaqa al-’azmu wadhoha as-sabilu
(Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya)
(Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya)
30. La tahtaqir man dunaka fa likulli syai’in maziyyatun
(Jangan menghina orang yang lebih rendah daripadamu karena setiap orang mempunyai kelebihan)
(Jangan menghina orang yang lebih rendah daripadamu karena setiap orang mempunyai kelebihan)
31. Ashlih nafsaka yashluh laka an-nasu
(Perbaikilah dirimu sendiri niscaya orang lain akan baik padamu)
(Perbaikilah dirimu sendiri niscaya orang lain akan baik padamu)
32. Fakkir qobla an’ta’zima
(Berpikirlah dahulu sebelum kamu merencanakan/berkemauan)
(Berpikirlah dahulu sebelum kamu merencanakan/berkemauan)
33. Man ‘arafa buida as-safari ista’adda
(Siapa yang tahu jauhnya perjalanan, dia akan bersiap-siap)
(Siapa yang tahu jauhnya perjalanan, dia akan bersiap-siap)
34. Man hafaro khufrotan waqo’a fiha
(Siapa yang menggali lubang, dia yang akan terperosok ke dalamnya)
(Siapa yang menggali lubang, dia yang akan terperosok ke dalamnya)
35. ‘Aduwwun ‘aqilun khoirun min shodiqin jahilin
(Musuh yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh)
(Musuh yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh)
36. Man katsuro ihsanuhu katsuro ikhwanuhu
(Siapa yang banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah temannya)
(Siapa yang banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah temannya)
37. Ijhad wala taksal wala taku ghofilan fanadamatu al-’uqba liman yatakassal
(Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermalas-malasan dan jangan pula lengah karena penyesalan akibat itu bagi orang uang bermalas-malasan)
(Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermalas-malasan dan jangan pula lengah karena penyesalan akibat itu bagi orang uang bermalas-malasan)
38. La tu’akhkhir ‘amalaka ila al-ghoddi ma taqdiru an ta’malahu al-yauma
(Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari yang kamu bisa mengerjakannya hari ini)
(Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari yang kamu bisa mengerjakannya hari ini)
39. Utruk asy-syarro yatrukka
(Tinggalkanlah perbuatan jelek niscaya dia akan meninggalkanmu)
(Tinggalkanlah perbuatan jelek niscaya dia akan meninggalkanmu)
40. Khoiru an-nasi ahsanuhum khuluqan wa anfa’uhum linnas
(Sebaik-baik manusia itu adalah yang lebih baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia)
(Sebaik-baik manusia itu adalah yang lebih baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia)
41. Fi at-ta’anni as-salamatu wa fi al-’ajalati an-nadamatu
(Di dalam kehati-hatian adanya keselamatan, dan di dalam ketergesaan adanya penyesalan)
(Di dalam kehati-hatian adanya keselamatan, dan di dalam ketergesaan adanya penyesalan)
42. Tsamrotu at-tafriti an-nadamatu wa tsamrotu al-hazmi as-salamatu
(Buah sembrono atau lengah itu penyesalan dan buah cermat itu adalah keselamatan)
(Buah sembrono atau lengah itu penyesalan dan buah cermat itu adalah keselamatan)
43. Ar-rifqu bi adh-dho’ifi -min khuluqi asy-syarifi
(Berlemah-lembut kepada orang yang lemah itu adalah suatu perangai orang yang mulia)
(Berlemah-lembut kepada orang yang lemah itu adalah suatu perangai orang yang mulia)
44. Fajaza’u as-sayyiatin sayyiatun mitsluha
(Maka pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama)
(Maka pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama)
45. Tarku al-jawabi ‘ala al-jahili jawabun
(Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya)
(Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya)
46. Man ‘adzuba lisannuhu katsuro ikhwanuhu
(Siapa yang manis tutur katanya, banyaklah temannya)
(Siapa yang manis tutur katanya, banyaklah temannya)
47. Idza tamma al-’aqlu qolla al-kalamu
(Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya)
(Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya)
48. Man tholaba akhon bila ‘aibin baqiya bila akhin
(Siapa yang mencari teman yang tidak bercela maka dia tidak akan mempunyai teman)
(Siapa yang mencari teman yang tidak bercela maka dia tidak akan mempunyai teman)
49. Qul al-haqqo walau kana murron
(Katakanlah yang benar itu walaupun pahit)
(Katakanlah yang benar itu walaupun pahit)
50. Khoiru malika ma nafa’aka
(Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu)
(Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu)
Sumber Artikel : Buku “10 Jalan Sukses Menghidupkan Prinsip Man Jadda Wajada” (Akbar Zainudin)
#Salam Pena Kebaikan